Cari Blog Ini

Selasa, 11 Oktober 2011

Perbedaan Puisi, syair, sajak dan pantun


Menganalisa Perbedaan dan Persamaan Sajak, Pantun, Puisi dan Syair. Untuk Menambah Pengetahuan akan pelajaran bahasa indonesia, khususnya perbedaan dan persamaan dari pengungkapan rasa hati itu. kita haruslah mengenal sajak, pantun, puisi dan syair. untuk itu kali ini seenthing akan berbagi sedikit penelusuran dari google search engine yang didapat. untuk itu marilah kita lihat pengertiannya. dan jika ada kesalahan mohon kiranya ada perbaikan dari semua pengunjung. dan silahkansharing dalam komentnya. terima kasih. lanjuuuuuuuut……..!!!!
SAJAK
Kata sajak dikenal dalam kesusastraan Indonesia. Penggunaan istilah ini sering dicampuradukkan dengan puisi. Padahal, puisi berasal dari bahasa Belanda, dari kata poezie. Dalam bahasa Belanda, dikenal dengan istilah gedicht.
Dalam bahasa Indonesia (Melayu) hanya dikenal istilah ini mengandung arti poezie maupun gedicht sekaligus. Istilah puisi cenderung digunakan untuk berpasangan dengan istilah prosa, seperti istilah poetry dalam bahasa Inggris yang dianggap sebagai salah satu nama jenis sastra.
Dengan demikian, istilah ini lebih bersifat khusus, individunya, sedangkan puisi lebih bersifat general, jenisnya.
Sajak adalah puisi, tetapi tidak sebaliknya. Puisi bisa saja terdapat dalam prosa seperti cerpen, novel, atau esai, sehingga orang sering mengatakan bahwa kalimat-kalimatnya puitis (bersifat puisi). Menurut Putu Arya Tirtawirya, puisi menjadi suatu pengungkapan secara implisit, samar, dengan makna yang tersirat, dimana kata-kata condong pada artinya yang konotatif.
Sajak memiliki makna lebih luas. Tidak sekadar hal yang tersirat, tetapi sudah menyangkut materi isi puisi, bahkan sampai pada efek yang ditimbulkan, seperti bunyi. Karenanya, ia terkadang juga dimaknai sebagai bunyi. Pada hakekatnya, ia mengundang kata berasosiasi. Tidak berinterpretasi, bertafsir-tafsir.
Bagi Subagio Sastrowardoyo, ia adalah apa yang lahir setelah ‘malam yang hamil oleh benihku. Adalah bayi yang dicampakkan ke lantai bumi. Sajak seperti anak haram tanpa ibu membawa dosa pertama di keningnya.
Sedangkan Subagio Sastrowardoyo berpendapat bahwa sajak berguna untuk mengingatkan kita pada kisah dan keabadian. Melupakan kepada pisau dan tali. Melupakan kepada bunuh diri.
Sajak bagi Chairil adalah alamat kemana ia menuju setelah lari dari gedong lebar halaman, dan ketika tersesat tak dapat jalan.
Sajak bagi Goenawan Mohamad adalah catatan kita bagi dingin yang tak tercatat pada termometer. Ketika kota basah, angin mengusir kita di sepanjang sungai, tapi kita tetap saja di sana. Mengamati, mencatat. Seakan gerimis raib dan kita saksikan cahaya berenang mempermainkan warna. Ia adalah ketika kita merasakan bahagia meski tak tahu kenapa.
Tema tentang sajak, baik tersurat guratnya atau hanya tersirat seratnya, atau bahkan cuma bisa kita tafsirkan saja salah satunya, hampir selalu ada ditulis oleh setiap penyair. Mungkin ini sebagai wujud kekariban. Atau persembahan untuk ia sendiri.
Ketika menggubah sajak, maka juga terkandung makna hidup yang dihayati oleh penyair. Ya, karena ia adalah kehidupan. Keduanya sangat dekat. Keduanya saling ada di dalam keduanya: ia ada dalam kehidupan dan kehidupan ada didalamnya. Ia adalah alat yang bisa sangat bermanfaat untuk merumuskan rumit dan samarnya kehidupan.
Sitok Srengenge, menerjemahkan apa peran sajak dan penyair bagi hidupnya dan kehidupan manusia. Sebenarnya selalu ada yang puisi dalam segala sesuatu yang bukan puisi. Dan peran luhur kepenyairan bisa dijalankan oleh siapa saja yang bukan penyair.
Sebaliknya penyair yang mengaku paling penyair pun bisa saja menempuh jalan lenceng: keluar dari jalur luhurnya, tak lagi menjadi dan menjadikan rahasia dalam kata, tak lagi menjelma dan menjelmakan tanda atas fana.
MENGENAL DAN PEMAHAMAN KATA PANTUN
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara, pada umumnya terdiri atas empat baris yang bersajak bersilih dua-dua (pola ab-ab), dan biasanya tiap baris terdiri atas empat perkataan.
Kata ini mempunyai arti ucapan yang teratur, pengarahan yang mendidik, namun juga bisa berarti sindiran.
Dalam bahasa Jawa, biasa dikenal dengan nama parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan. Pada mulanya ia merupakan sastra lisan, namun sekarang dijumpai juga bentuk yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, yang seringkali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya). Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari dibuatnya karya sastra ini.
Karya sastra ini dinilai baik jika terdapat hubungan makna tersembunyi dalam sampiran, biasa disebut pantun sempurna atau penuh. Sedangkan pada yang kurang baik, hubungan tersebut semata-mata hanya untuk keperluan persamaan bunyi, dan disebut tak penuh atau tak sempurna.
Karena sampiran dan isi sama-sama mengandung makna yang dalam (berisi), maka kemudian dikatakan, “sampiran dapat menjadi isi, dan isi dapat menjadi sampiran.”
Pantun yang sering dipakai berisi dua baris dan empat baris. Karmina dan talibun merupakan bentuk turrunannya, karena memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan versi pendek (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah versi panjang (enam baris atau lebih).
Pantun adalah genre sastra tradisional yang paling dinamis, karena dapat digunakan pada situasi apapun. Dalam kehidupan masyarakat Melayu sehari-hari, ini termasuk jenis sastra lisan yang paling populer.
Penggunaannya hampir merata di setiap kalangan: tua-muda, laki-laki-perempuan, kaya miskin, pejabat-rakyat biasa dan sebagainya. Dalam praktiknya, ia diklasifikasi ke dalam beberapa jenis yaitu, Nasihat, Berkasih Sayang, Suasana Hati, Pembangkit Semangat, Kerendahan Hati, Pujian, Teka-teki, Terhadap Perempuan, dan Jenaka.
Pantun juga berfungsi sebagai bentuk interaksi yang saling berbalas, baik itu dilakukan pada situasi formal maupun informal. Pada masyarakat Melayu mengalir berdasarkan tema apa yang tengah diperbincangkan.
Ketika seseorang mulai mengucapkan karya sastra ini, maka rekan lainnya berbalas dengan tetap menjaga tali perbincangan. Pada situasi formal, digunakan ketika meminang atau pembukaan sebuah pidato, sedangkan pada situasi informal seperti perbincangan antar rekan sebaya.
Berikut tips dalam menulis pantun :
1. Tentukan tema dan isi
2. Pilih dan tuliskan baris kaliamat yang akan Anda jadikan sampiran, dengan mempertimbangkan jumlah suku kata tiap baris dan persajakannya. Jumlah suku kata dalam satu baris/kalimat terdiri atas 8-12 suku kata. Persajakan sampiran adalah A-B.
3. Tuliskan baris kalimat yang merupakan isi pantun dengan mempertimbangkan jumlah suku kata tiap baris dan persajakannya. Jumlah suku kata dalam satu baris/kalimat terdiri atas 8-12 suku kata. Persajakan sampiran adalah A-B. Pengungkapan isi harus memiliki keselarasan bunyi dengan sampiran.
PENGERTIAN DAN PEMAHAMAN KATA PUISI DAN PENGERJAANNYA
Puisi adalah susunan kata yang indah, bermakna, dan terikat konvensi (aturan) serta unsur-unsur bunyi. Ciri umumnya adalah bahasa yang padat, penuh metafor.
Biasanya, ini dijadikan sebagai media untuk mencurahkan perasaan, pikiran, pengalaman, dan kesan terhadap suatu masalah, kejadian, dan kenyataan di sekitar kita.
Siapapun bisa menulis puisi dengan berbagai cara dan dapat dilakukan kapan saja. Biasanya kepekaan hati memiliki peran penting disini. Maka, bentuk tulisan ini juga sering diartikan sebagai ekspresi hati.
Berikut tahapan dalam membuat puisi:
1. Pencarian ide
Kumpulkan atau gali informasi melalui membaca, melihat, dan merasakan terhadap kejadian atau peristiwa, pengalaman (pribadi), social (masyarakat), ataupun universal (kemanusiaan dan ketuhanan).
2. Perenungan
Memilih atau menyaring informasi (masalah, tema, ide, gagasan) yang menarik dari ide yang didapat. Kemudian memikirkan, merenungkan, dan menafsirkan sesuai dengan konteks, tujuan, dan pengetahuan yang dimiliki.
3. Penulisan
Inilah proses yang paling rumit, mengerahkan energi kreatif (kemampuan daya cipta), intuisi, dan imajinasi(peka rasa dan cerdas membayangkan), serta pengalaman dan pengetahuan. Untuk itulah, tahap penulisan hendak mencari dan menemukan kata ataupun kalimat yang tepat, singkat, padat, indah, dan mengesankan. Hasilnya kata-kata tersebut menjadi bermakna, terbentuk, tersusun, dan terbaca sebagai puisi.
4. Perbaikan atau revisi
Baca kembali karya yang telah Anda ciptakan. Ketelitian dan kejelian untuk mengoreksi rangkaian kata, kalimat, baris, bait, sangat dibutuhkan. Kemudian, mengubah, mengganti, atau menyusun kembali setiap kata atau kalimat yang tidak atau kurang tepat.
Biasanya, proses revisi atau perbaikan ini memakan waktu lama, hingga puisi tersebut telah dianggap jadi dan tidak lagi dapat diubah atau diperbaiki oleh penulisnya.
Untuk mahir berpuisi, maka Anda harus terbiasa dan akrab dengan kegiatan membaca. Apapun yang Anda baca, Anda harus melahapnya dalam porsi lebih. Hal ini untuk memunculkan kreatifitas pandang pikir.
Selain itu, Anda juga harus mampu membaca segala yang tersurat dan tersirat dalam kehidupan ini. Baik itu kejadian-kejadian dalam hidup dan kehidupan sehari-hari, membaca keadaan diri Anda (pengalaman dan cara pandang).
Singkatnya, Anda harus mampu menemukan hal-hal yang menjadi inspirasi dan kekuatan Anda dalam berkarya dari manapun sumbernya.
Biasakan pula diri Anda membaca kritik-kritik puisi yang ada. Hal ini mampu membangun apresiasi dengan baik.
Setidaknya dengan membaca sebuah kritik karya, Anda akan akan mampu melihat sebuah kelemahan dan keunggulan karya yang dikritik itu sehingga memperkaya wawasan Anda dalam menulis.
Hal penting lainnya adalah menulis. Meski ada beberapa cara, namun Anda tidak perlu terlalu terikat pada aturan. Anda bebas menulis apa saja sesuai keinginan hati, baru kemudian melakukan pengeditan.
Untuk berlatih, Anda juga bisa melakukan teknik “copy the master”, yaitu dengan memenggal sebagian puisi yang berirama lalu kita lanjutkan dengan tulisan Anda sendiri. Cara ini sangat efektif untuk mengasah kemampuan menulis Anda.
Hal yang tidak kalah penting adalah banyak berlatih dan tidak terpaku pada satu gaya penulisan. Sering-seringlah berlatih, melakukan diskusi atau membahas karya bersama penikmat dan pemerhati karya sastra, dan menyempurnakan karya-karya tulisan Anda, maka kemampuan Anda dalam berpuisi akan semakin terasah dengan baik. Selamat mencoba!
PEMAHAMAN SYAIR YANG LEBIH DALAM
Syair merupakan puisi atau karangan dalam sastra melayu lama, dengan bentuk terikat yang mementingkan irama sajak.
Kata ini berasal dari bahasa Arab, yaitu syu’ur, yang berarti perasaan. Dari kata syu’ur, kemudian muncul kata syi’ru, yang berarti puisi dalam pengertian umum.
Dalam kesusasteraan Melayu, kata ini merujuk pada pengertian puisi secara umum. Namun, dalam perkembangannya, ia mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, dan tidak lagi mengacu pada tradisi sastra di negeri Arab.
Syair bukanlah kumpulan kata yang asal saja dan tidak memiliki makna. Justru, ia hadir membawa makna isi yang berhubung dengan kias ibarat, sindiran, nasihat, pengajaran, agama dan juga berisikan sejarah atau dongeng.
Adapun ciri-ciri Syair adalah sebagai berikut:
1. Merupakan puisi terikat.
2. Umumnya terdiri dari empat baris, agak mirip dengan pantun. Perbedaannya adalah, empat baris pantun merupakan dua baris sampiran dan dua baris isi yang berdiri sendiri. Sedangkan bait syair merupakan bagian dari sebuah cerita yang panjang.
3. Jumlah kata dalam satu baris tetap, yaitu 4-5 kata satu baris
4. Jumlah suku kata dalam satu baris juga tetap, yaitu antara 8-12 suku kata dalam satu baris
5. Rima akhir juga tetap yaitu a/a/a/a. Ada juga yang memiliki rima a/b/a/b, tiga baris dengan rima akhir a/a/b, dan dua baris dengan rima a/b, namun ketiga bentuk syair terakhir tidaklah popular.
Jika Anda bertanya siapa penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu, maka dia adalah Hamzah Fansuri. Karya yang sudah dihasilkan antara lain: Perahu, Burung Pingai, Dagang, dan Sidang Fakir.
Dari namanya, orang Melayu mengenali syair seiring dengan penetrasi dan perkembangan ajaran Islam, terutama tasawuf di Indonesia. Bentuk berbahasa Arab yang tercatat paling tua di negeri ini adalah catatan di batu nisan Sultan Malik al-Saleh di Aceh, bertarikh 1297 M.
Sedangkan yang berbahasa Melayu yang tertua adalah syair di prasasti Minye Tujoh, Aceh, Indonesia bertarikh 1380 M (781 H). Didalamnya, bahasa Melayu masih bercampur dengan bahasa Sansekerta dan Arab.
Sedangkan dari segi jumlah, syair diperkirakan menempati posisi kedua setelah pantun. Artinya, bentuk sastra ini sangat populer pada masyarakat Melayu. Dari segi cara penceritaan, ia bisa diklasifikasi menjadi dua, yaitu naratif dan yang non naratif. Berdasarkan isi dan tema, bentuk naratif bisa dibagi kembali menjadi 4 jenis yaitu:
1. Romantic, sebagai contoh: Bidasari
2. Sejarah, sebagai contoh: Perang Makassar, Perang Banjar
3. Keagamaan, sebagai contoh: Nur Muhammad
4. Kiasan, sebagai contoh: Ikan Terubuk
Sedangkan syair non-naratif terbagi kembali menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Agama
2. Nasihat
3. Di luar tema-tema tersebu

Tinggalkan Balasan

Senin, 10 Oktober 2011

PUISI BARU

%3Cspan+class%3D%22Apple-style-span%22+style%3D%22background-color%3A+white%3B+color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+Verdana%2C+sans-serif%3B+font-size%3A+13px%3B+line-height%3A+19px%3B%22%3E%3Cb%3E%0D%0A%3C%2Fb%3E%3Cem%3EA.MACAM-MACAM+PUISI+BARU%3C%2Fem%3E%0D%0A%0D%0A1.+DISTIKON%0D%0ADistikon+adalah+sanjak+2+seuntai%2C+biasanya+bersajak+sama.%0D%0AContoh+%3A%0D%0ABerkali+kita+gagal%0D%0AUlangi+lagi+dan+cari+akal%0D%0A%0D%0ABerkali-kali+kita+jatuh%0D%0AKembali+berdiri+jangan+mengeluh%0D%0A%28Or.+Mandank%29%0D%0A%0D%0A2.+TERZINA%0D%0ATerzina+adalah+sanjak+3+seuntai.%0D%0AContoh+%3A%0D%0ADalam+ribaan+bahagia+datang%0D%0ATersenyum+bagai+kencana%0D%0AMengharum+bagai+cendana%0D%0A%0D%0ADalam+bah%E2%80%99gia+cinta+tiba+melayang%0D%0ABersinar+bagai+matahari%0D%0AMewarna+bagaikan+sari%0D%0ADari+%3B+Madah+Kelana%0D%0AKarya+%3A+Sanusi+Pane%0D%0A%0D%0A3.+QUATRAIN%0D%0AQuatrain+adalah+sanjak+4+seuntai%0D%0AContoh+%3A%0D%0AMendatang-datang+jua%0D%0AKenangan+masa+lampau%0D%0AMenghilang+muncul+jua%0D%0AYang+dulu+sinau+silau%0D%0A%0D%0AMembayang+rupa+jua%0D%0AAdi+kanda+lama+lalu%0D%0AMembuat+hati+jua%0D%0ALayu+lipu+rindu-sendu%0D%0A%28A.M.+Daeng+Myala%29%0D%0A4.+QUINT%0D%0AQuint+adalah+sanjak+5+seuntai%0D%0AContoh+%3A%0D%0AHanya+Kepada+Tuan%0D%0ASatu-satu+perasaan%0D%0AHanya+dapat+saya+katakan%0D%0AKepada+tuan%0D%0AYang+pernah+merasakan%0D%0A%0D%0ASatu-satu+kegelisahan%0D%0AYang+saya+serahkan%0D%0AHanya+dapat+saya+kisahkan%0D%0AKepada+tuan%0D%0AYang+pernah+diresah+gelisahkan%0D%0A%0D%0ASatu-satu+kenyataan%0D%0AYang+bisa+dirasakan%0D%0AHanya+dapat+saya+nyatakan%0D%0AKepada+tuan%0D%0AYang+enggan+menerima+kenyataan%0D%0A%28Or.+Mandank%29%0D%0A%0D%0A5.+SEXTET%0D%0ASextet+adalah+sanjak+6+seuntai.%0D%0AContoh+%3A%0D%0AMerindu+Bagia%0D%0AJika+hari%E2%80%99lah+tengah+malam%0D%0AAngin+berhenti+dari+bernafas%0D%0ASukma+jiwaku+rasa+tenggelam%0D%0ADalam+laut+tidak+terwatas%0D%0AMenangis+hati+diiris+sedih%0D%0A%28Ipih%29%0D%0A%0D%0A6.+SEPTIMA%0D%0ASeptima+adalah+sanjak+7+seuntai.%0D%0AContoh+%3A%0D%0AIndonesia+Tumpah+Darahku%0D%0ADuduk+di+pantai+tanah+yang+permai%0D%0ATempat+gelombang+pecah+berderai%0D%0ABerbuih+putih+di+pasir+terderai%0D%0ATampaklah+pulau+di+lautan+hijau%0D%0AGunung+gemunung+bagus+rupanya%0D%0ADitimpah+air+mulia+tampaknya%0D%0ATumpah+darahku+Indonesia+namanya%0D%0A%28Muhammad+Yamin%29%0D%0A7.+STANZA+%28+OCTAV+%29%0D%0AOctav+adalah+sanjak+8+seuntai%0D%0AContoh+%3A%0D%0AAwan%0D%0AAwan+datang+melayang+perlahan%0D%0ASerasa+bermimpi%2C+serasa+berangan%0D%0ABertambah+lama%2C+lupa+di+diri%0D%0ABertambah+halus+akhirnya+seri%0D%0ADan+bentuk+menjadi+hilang%0D%0ADalam+langit+biru+gemilang%0D%0ADemikian+jiwaku+lenyap+sekarang%0D%0ADalam+kehidupan+teguh+tenang%0D%0A%28Sanusi+Pane%29%0D%0A%0D%0A8.+SONETA%0D%0ASoneta+adalah+bentuk+kesusasteraan+Italia+yang+lahir+sejak+kira-kira+pertengahan+abad+ke-13+di+kota+Florance.%0D%0A%0D%0ACIRI+%E2%80%93+CIRI+SONETA+%3A%0D%0Aa.+Terdiri+atas+14+baris%0D%0Ab.+Terdiri+atas+4+bait%2C+yang+terdiri+atas+2+quatrain+dan+2+terzina%0D%0Ac.+Dua+quatrain+merupakan+sampiran+dan+merupakan+satu+kesatuan+yang+disebut+octav.%0D%0Ad.+Dua+terzina+merupakan+isi+dan+merupakan+satu+kesatuan+yang+disebut+isi+yang+disebut+sextet.%0D%0Ae.+Bagian+sampiran+biasanya+berupa+gambaran+alam%0D%0Af.+Sextet+berisi+curahan+atau+jawaban+atau+kesimpulan+daripada+apa+yang+dilukiskan+dalam+ocvtav+%2C+jadi+sifatnya+subyektif.%0D%0Ag.+Peralihan+dari+octav+ke+sextet+disebut+volta%0D%0Ah.+Penambahan+baris+pada+soneta+disebut+koda.%0D%0Ai.+Jumlah+suku+kata+dalam+tiap-tiap+baris+biasanya+antara+9+%E2%80%93+14+suku+kata%0D%0L .+Rima+akhirnya+adalah+a+%E2%80%93+b+%E2%80%93+b+%E2%80%93+a%2C+a+%E2%80%93+b+%E2%80%93+b+%E2%80%93+a%2C+c+%E2%80%93+d+%E2%80%93+c%2C+d+%E2%80%93+c+%E2%80%93+d%0D%0A%0D%0AContoh+%3A%0D%0AGembala%0D%0APerasaan+siapa+ta+%E2%80%98kan+nyala+%28+a+%29%0D%0AMelihat+anak+berelagu+dendang+%28+b+%29%0D%0ASeorang+saja+di+tengah+padang+%28+b+%29%0D%0ATiada+berbaju+buka+kepala+%28+a+%29%0D%0ABeginilah+nasib+anak+gembala+%28+a+%29%0D%0ABerteduh+di+bawah+kayu+nan+rindang+%28+b+%29%0D%0ASemenjak+pagi+meninggalkan+kandang+%28+b+%29%0D%0APulang+ke+rumah+di+senja+kala+%28+a+%29%0D%0AJauh+sedikit+sesayup+sampai+%28+a+%29%0D%0ATerdengar+olehku+bunyi+serunai+%28+a+%29%0D%0AMelagukan+alam+nan+molek+permai+%28+a+%29%0D%0AWahai+gembala+di+segara+hijau+%28+c+%29%0D%0AMendengarkan+puputmu+menurutkan+kerbau+%28+c+%29%0D%0AMaulah+aku+menurutkan+dikau+%28+c+%29%0D%0A%28Muhammad+Yamin%29%0D%0A%0D%0A%0D%0AB.+FUNGSI+SONETA%0D%0APada+masa+lahirnya%2C+Soneta+dipergunakan+sebagai+alat+untuk+menyatakan+curahan+hati.%0D%0AKini+tidak+terbatas+pada+curahan+hati+semata-mata%2C+melainkan+perasaan-perasaan+yang+lebih+luas+seperti+%3A%0D%0A1.+Pernyataan+rindu+pada+tanah+air%0D%0A2.+Pergerakan+kemajuan+kebudayaan%0D%0A3.+Ilham+sukma%0D%0A4.+Perasaan+keagamaan%0D%0A%0D%0A%0D%0AC.+SONETA+DIGEMARI+PARA+PUJANGGA+BARU%0D%0AFaktor-faktor+Soneta+digemari+oleh+para+Pujangga+Baru+antara+lain+%3A%0D%0A1.+Adanya+penyesuaian+dengan+bentuk+pantun+%3B+yakni+Octav+dalam+Soneta+yang+bersifat+obyektif+itu+hampir+sejalan+dengan+sampiran+pada+pantun.%0D%0ASedangkan+sextet+Soneta+yang+sifatnya+subyektif+itu+merupakan+isi+pantun.%0D%0A2.+Baris-baris+Soneta+yang+berjumlah+14+buah+itu+cukup+untuk+menyatakan+perasaan+atau+curahan+hati+penyairnya.%0D%0A3.+Soneta+dapat+dipakai+untuk+menyatakan+beraneka+ragam+perasaan+atau+curahan+hati+penyairnya.%0D%0A%0D%0A%0D%0AD.+PERSAMAAN+DAN+PERBEDAAN+SONETA+DENGAN+PANTUN%0D%0A1.+PERSAMAAN+SONETA+DENGAN+PANTUN%0D%0APantun+dan+Soneta+sama-sama+mempunyai+sampiran+atau+pengantar+dan+isi+atau+kesimpulan.%0D%0A%0D%0A2.+PERBEDAAN+SONETA+DENGAN+PANTUN%0D%0A%0D%0Aa.+Soneta+puisi+asli+Italia%2C+Pantun+puisi+asli+Melayu%0D%0Ab.+Satu+bait+Soneta+terdiri+terdiri+dari+14+baris%2C+satu+bait+Pantun+terdiri+atas+4+baris%0D%0Ac.+Soneta+berima+bebas%2C+pantun+berima+a-b-a-b%3C%2Fspan%3E

Puisi LAMA: MANTRA, GURINDAM, SYAIR, PANTUN

A.PENGERTIAN
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
Aturan- aturan itu antara lain :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama
Contoh Puisi LAMA:
Saat di meja makan pertama:
muncul seribu bayangan duka
banyak yang berlalu, pagi itu
orang masih mabuk dengan impiannya
Dari radio keluar berita-berita basi, naiknya harga-harga
Bukan itu yang disebut perubahan!
“dimanakah sebernarnya keindahan bersemayam?”
Saat di meja makan kedua :
kesepian menekan tiba-tiba
ada jerit dari lorong tak bertepi
maka hidup hanya sebuah perjalanan lurus, tak berjiwa
bukan pengembaraan, bukan petualangan
:meneruskan yang sudah ada
padahal hidup berjalan ke depan
B. MACAM-MACAM PUISI LAMA
1. MANTRA
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.
Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
2.GURINDAM
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)
CIRI-CIRI GURINDAM:
a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
3. SYAIR
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.
CIRI – CIRI SYAIR :
a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab
Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)
4.PANTUN
Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
CIRI – CIRI PANTUN :
1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6. Berasal dari Melayu (Indonesia)
Contoh :
Ada  pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)

MACAM-MACAM PANTUN
1. DILIHAT DARI BENTUKNYA
a. PANTUN BIASA
Pantun biasa sering juga disebut pantun saja.
Contoh :
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
2. SELOKA (PANTUN BERKAIT)
Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.
CIRI-CIRI SELOKA:
a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya
Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan
3. TALIBUN
Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.

Jadi :
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d
Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
4. PANTUN KILAT ( KARMINA )
CIRI-CIRINYA :
a. Setiap bait terdiri dari 2 baris
b. Baris pertama merupakan sampiran
c. Baris kedua merupakan isi
d. Bersajak a – a
e. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Contoh :
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
2. DILIHAT DARI ISINYA
2.1. PANTUN ANAK-ANAK
Contoh :
Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
2.2. PANTUN ORANG MUDA
Contoh :
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua
2.3. PANTUN ORANG TUA
Contoh :
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
2.4. PANTUN JENAKA
Contoh :
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga
2.5. PANTUN TEKA-TEKI
Contoh :
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
Dari catatan sekolah…. terima kasih teman-teman dan bu Guru.

Rabu, 05 Oktober 2011

semua tentang syair

Setelah dalam postingan kemarin saya membahas TalibunSelokaWangsalan danMantra; sekarang saya hanya akan melanjutkan postingan jenis puisi tradisionalselanjutnya yaitu Syair, beserta ciri-cirinya tentu seperti judul, He

Syair yang merupakan puisi tradisional yang cukup tua yang tumbuh dan bertunas setelah masuknya peradaban islam ke indonesia, Kata para ahli sejarawanSastraKata Syair sendiri berasal dari kata Syu'ur yang artinya perasaan.

Syair yang merupakan puisi tradisional, mendapatkan pengaruh kesusasteraan islam seperti pantun. Syair juga digunakan untuk melukiskan sesuatu yang panjang, bisa tentang suatu cerita, ilmu, persahabatan dan lain lain.

Sedang ciri ciri atau karakteristik syair adalah sebagai berikut:
~ Tiap bait terdiri dari 4 baris
~ Biasanya setiap baris terdiri dari 4 kata
~ Sajaknya a-a-a-a
~ Ke empat baris merupakan rangkaian isi atau pesan

Dan saya jadi merasa kalo Syair Ceng-Lu saya kemarin ternyata bukanlah Syair, Karena tak mengikuti karakteristik Syair diatas; Untuk itu saya tuliskan Contoh Atau Bentuk Syair yang diambil dari situs Ashaid's Weblog (http://ashaid.wordpress.com/2009/04/29/puisi-syair-kwatrin/) sebagai penutup postingan Syair Ini:

Seri Negeri gelaran diberi
Sebuah pulau cantik berseri
Bernaung dibawah sebuah negeri
Raja berdaulat Paduka Seri

Lautnya biru pantainya indah
Makam Mahsuri lagenda sejarah
Puteri Melayu tak mudah menyerah
Tujuh keturunan dimakan sumpah

Pulau lagenda dimakan sumpah
Tujuh keturunan tamatlah sudah
Kini makmur melimpah ruah
Semua penghuni tersenyum megah

Dan Salam... :-)

Selasa, 04 Oktober 2011

10 Fakta Ilmiah yang Anda Tidak Tahu Tentang Bumi


ita sudah lama tinggal di Bumi. Satu-satunya planet - dari 9 planet yang menjadi anggota tata surya – yang diketahui memenuhi syarat untuk kehidupan, dengan berat 66 sextiliun (1.000.000.000.000.000.000.000 atau 10^21) ton dan volumenya 1 triliun kilometer kubik. Tapi sudahkah anda mengenal bumi lebih jauh?

Di bawah ini ada 10 fakta tentang Bumi yang mungkin anda belum pernah mengetahuinya. Semoga bermanfaat sebagai penambah pengetahuan anda.



1. Permukaan Bumi lebih halus dari bola bilyar
Jika Bumi disusutkan hingga seukuran sebuah bola bilyar, maka permukaannya akan lebih halus dari permukaan bola bilyar itu.  Benarkah itu? Mari kita tengok lebih jauh, ke hitungan terkecil dalam matematika.
Pertama-tama, seberapa lembutnya sebuah bola bilyar?  Sebuah bola bilyar berdiameter 2,25 inci atau sekitar 5,7 cm, dan mempunyai toleransi kurang lebih 0,005 inci atau 0,013 cm.  Dengan kata lain, bola itu tidak boleh mengalami tekanan atau benturan lebih dari 0,005 inci atau 0,013 cm dalam posisi tertingginya.  Itu benar-benar lembut.  Rasio ukuran dari sebuah benturan yang diijinkan dibanding ukuran bola adalah 0,005/2,25 atau sekitar 0,002.
Sekarang kita bandingkan dengan bola Bumi. Bumi mempunyai garis tengah sekitar 12,735 kilometer (dalam rata-rata).  Dengan menggunakan perbandingan kehalusan bola bilyar di atas – atau Bumi dianggap sebagai sebuah bola bilyar – jika tanpa benturan (pegunungan) atau tekanan (sungai-sungai) lebih dari 12,735 kilometer x 0,00222 atau sekitar 28 km di dalam ukuran sebenarnya.
Diketahui titik tertinggi pada permukaan Bumi adalah puncak Mount Everest sekitar 8,85 kilometer, dan titik terdalam adalah Marianas Trench sekitar 11 km. Angka-angka tersebut masih jauh berada dalam batas toleransi, yaitu 28 km. Jadi sudah terbukti permukaan Bumi lebih halus dari sebuah bola bilyar.

2. Bumi tidak bulat 
Secara umum diketahui bahwa Bumi berbentuk bulat seperti bola sejak ribuan tahun yang lalu.  Eratosthenes bahkan menghitung lingkarannya dengan ketelitian yang luar biasa!
Namun ternyata tidak sesempurna itu. Bumi berputar pada porosnya, dan sebagai akibatnya bumi menjadi benjol karena gaya sentrifugal, suatu gaya mendorong keluar yang juga anda alami ketika mobil yang anda tumpangi membelok ke kiri tiba-tiba. Karena perputaran Bumi, muncul sebuah gaya keluar yang maksimum di Katulistiwa Bumi, membuat benjolan keluar di daerah Katulistiwanya seperti bola basket yang diduduki.  Bentuk ini disebut bola dengan benjolan melintang (oblate spheroid)
Jika anda menarik garis dari kutub utara ke selatan Bumi, garis tengah bumi adalah 12.713,6 km.  Jika anda mengukur diameter dengan garis Katulistiwa sebagai garis tepi, maka panjangnya adalah 12.756,2 km, di mana terdapat perbedaan sekitar 42,6 kilometer.  Itu melebihi toleransi pada bola bilyar.  Jadi Bumi memang lebih lembut dari bola bilyar, tetapi tidak sebulatnya, seandainya ukuran Bumi dikecilkan.

3. Bumi ditarik di sana-sini
Tetapi pemasalahan tidak selesai sampai disitu.  Bumi juga mengalami babak-belur disebabkan oleh Matahari dan Bulan.  Matahari dan Bulan mempunyai gaya tarik gravitasi yang menarik Bumi. Sebagai akibatnya terjadi benjolan-benjolan di permukaan Bumi – baik di darat maupun di laut – pada bagian yang terdekat dengan Matahari dan Bulan.  Kenaikan atau benjolan akibat gaya tarik Bulan mempunyai amplitudo (tingginya) dengan perkiraan kasar 1 meter pada air – biasa disebut pasang naik, dan mungkin sekitar 30 cm pada tanah.  Matahari berukuran jauh lebih besar dibanding Moon, namun karena berjarak sangat jauh maka kenaikan yang diakibatkannya sekitar separuhnya saja. Ini jauh lebih kecil apabila dibandingkan dengan penyimpangan akibat rotasi bumi, namun tetap masih ada.

4. Bumi tidak benar-benar sejajar dengan geoid-nya
Jika Bumi mempunyai elastisitas tidak terbatas, dan dengan keadaan itu Bumi merespon dengan tidak terbatas setiap tekanan, sehingga bentuknya menjadi aneh dan menyimpang (sangat elastis seperti gel), itulah yang disebut geoid.  Sebagai contoh, seandainya seluruh permukaan Bumi sepenuhnya adalah air – seandainya pemanasan global sudah berakibat sangat parah – maka bentuk permukaan akan bersifat geoid.  Tetapi benua-benua tidak liat secara tetap, sehingga permukaan Bumi hanyalah kira-kira sebuah geoid.
Pengukuran-pengukuran yang tepat atas permukaan bumi dikalibrasikan terhadap geoid ini, tetapi geoid sendiri susah untuk diukur. Hal terbaik yang dapat kita lakukan sekarang ini adalah mengambil model dengan menggunakan fungsi matematika yang rumit.  Itulah sebabnya ESA meluncurkan sebuah satelit bernama GOCE (Gravity field and steady-state Ocean Circulation Explorer) pada tanggal 17 Maret lalu, untuk secara langsung menentukan bentuk geoid itu.

5. Melompat ke lubang yang tembus ke dalam Bumi seperti mencoba mengorbit ke angkasa
Kita berandai-andai menggali sebuah lubang menembus Bumi yang berkedalaman 13.000 km, dan melakukan perjalanan ke pusat Bumi. Apakah yang terjadi? Apakah kita bisa melintasi pusat bumi dan keluar ke permukaan yang lain?
Pertama-tama, Anda akan mengalami percepatan secara terus-menerus ketika menuju pusatnya seperti ditarik jatuh, dengan total waktu tempuh kira-kira 20 menit saja untuk sampai di sana.  Namun ketika anda berusaha melewati pusat Bumi untuk naik ke permukaan, anda akan mulai mengalami perlambatan dan akhirnya akan terjatuh lagi ke pusatnya. Bagaimana pun anda berusaha pasti akan terjatuh, karena gaya tarik pusat bumi semakin membesar ketika anda berada semakin jauh dari titik pusat, dan akselerasi karena gaya berat berkurang ketika mendekatinya. Kecepatan yang anda butuhkan agar bisa melewati titik pusat dan sampai ke permukaan bumi adalah sekitar 7,7 km/detik.
Kenyataannya, perhitungan matematika yang mengendalikan gerakanmu sama pada saat obyek di orbital.  Waktu yang dibutuhkan untuk jatuh ke Bumi sama dengan yang diperlukan untuk kembali ke garis edarnya, jika garis orbital benar-benar di permukaan Bumi (garis edar melambat ketika garis tengah orbital melebar).  Bahkan yang aneh, tidak jadi soal dari lubang mana anda mulai, sebuah garis lurus menembus Bumi dari setiap titik menuju ke titik lainnya (jarak terpendek, melalui garis tengah bumi, atau dari manapun) memberi anda waktu-tempuh yang sama, yakni 42 menit atau sekitar itu.

6. Kedalaman bumi yang panas berdampak penyusutan, permukaan yang tenggelam, dan pelapukan radioaktif.
Di masa lampau, anda, saya, dan segala hal di atas Bumi masih tersebar di sebuah piringan di sekitar Matahari beberapa milyar kilometer. Dari waktu ke waktu, segala yang bertebaran ini dikumpulkan ke dalam planetesimals, seperti asteroid-asteroid kecil, yang menghantam serentak, sebagian memanjang, berbentuk lebih besar.  Pada akhirnya, setelah benda ini cukup besar, maka gravitasinya dengan aktif menarik yang lain.  Secara bersama-sama, mereka melepaskan energi kinetik berupa panas, dan Bumi yang muda berwujud bola yang meleleh.  Simsalabim!  Sebuah sumber panas muncul. Seiring peningkatan gravitasi, kekuatannya mencoba menghancurkan Bumi ke bentuk bola yang lebih padat.  Seperti anda memeras sebuah obyek yang panas.  Simsalabim!  Sumber panas kedua tercipta.
Sejak Bumi masih berwujud cair, bahan berat jatuh ke pusat dan bahan lebih ringan tersembur ke atas.  Sehingga inti Bumi mengandung banyak besi, nikel, osmium, dan berbagai logam lainnya.  Ketika bahan ini berjatuhan, panas dihasilkan, lalu tenaga potensial diubah menjadi tenaga gerak, yang kemudian diubah menjadi energi termal yang terpisah.
Dan sebagian unsur-unsur berat itu bersifat radioaktif, seperti uranium.  Ketika berproses, melepaskan panas.  Perhitungannya mungkin lebih dari separuh panas di dalam planet.
Jadi Bumi menjadi panas di dalamnya dikarenakan sedikitnya ada empat sumber.  Dan masih panas hingga sekarang karena kerak bumi menjadi penyekat yang baik.  Kerak bumi mencegah panas terlepas dengan efisien, bahkan setelah masa 4,55 milyar tahun bagian dalam bumi masih merupakan tempat hangat yang tidak menyenangkan.
Kadang-kadang, jumlah panas yang mengalir keluar ke permukaan Bumi dari sumber internal sekitar 45 trilyun Watts.  Sekitar tiga kali konsumsi energi manusia secara global.  Jika kita bisa menyimpan semua panas dan mengubahnya dengan efisiensi 100% ke dalam bentuk energi listrik, berarti secara harfiah energi bagi seluruh umat manusia.  Namun sayangnya, hal itu tidak bisa dilakukan.

7. Bumi mempunyai lima “bulan” lainnya.
Kita semua mengetahui kalau Bumi mempunyai sebuah bulan saja.  Tetapi tahukah anda ada empat obyek lainnya, sedikitnya, yang berada dekat sekali dengan Bumi di dalam sistem matahari kita.  Mereka bukan benar-benar bulan, tetapi mirip seperti bulan.
Yang terbesar bernama Cruithne. Jaraknya sekitar 5 kilometer dari Bumi, dan mempunyai garis edar eliptis yang berada, suatu saat di dalam dan di luar garis edar Bumi terhadap matahari.  Periode orbital Cruithne berada sekitar periode orbital Bumi, dan karena keanehan garis edar ini, maka ia selalu berada di sisi yang sama dengan bumi dari Matahari.  Dari perspektif kita, hal itu membuat suatu bentuk garis edar yang aneh, kadang-kadang lebih dekat, kadang-kadang lebih jauh dari Bumi, tetapi tidak pernah benar-benar jauh.
Karena itulah sebagian orang mengatakan benda ini sebagai “bulannya” Bumi.  Tetapi Cruithne benar-benar mengorbit pada Matahari, jadi artinya bukan bulan Bumi.  Sama seperti tiga obyek lainnya yang ditemukan.  Namun “bulan-bulan” ini tidak akan membahayakan Bumi, meskipun mereka berada dekat Bumi, namun garis edar mereka tidak secara phisik melintasinya.  Jadi Bumi tetap aman dari mereka.

8. Bumi akan menjadi lebih raksasa
Kita mungkin masih aman dari benturan Cruithne, tetapi ruang angkasa masih dikotori oleh banyak reruntuhan, dan faktanya Bumi memotong sebuah wilayah yang luas sekitar 125 juta km persegi.  Ketika kita mengarungi material ini, kita menghimpun rata-rata 20-40 ton material itu per hari!  Kebanyakannya berwujud partikel-partikel debu sangat kecil yang terbakar habis di atmosfer Bumi, seperti apa yang disebut meteor.  Serpihan-serpihan meteor ini pada akhirnya jatuh ke tanah setelah dibawa oleh hujan dan tertimbun, terbawa arus sungai dan kemudian ke samudra.
40 ton per hari mungkin terdengar banyak, tetapi itu hanya 0,000000000000000000000002% atau 2×10^-23 kali massa bumi.  Dengan kata lain diperlukan sekitar 140.000 juta trilyun tahun untuk menggandakan massa Bumi ini, maka dalam satu tahun bahan sampah kosmik itu cukup untuk mengisi penuh enam gedung bertingkat.
Sebagai catatan Bumi juga kehilangan massanya, karena atmosfer mengalami kebocoran disebabkan berbagai proses yang berbeda. Meskipun masih jauh lebih lambat dibanding peningkatan akumulasi massa, sehingga pengaruhnya tetap akan melipatgandakan massanya.

9. Mount Everest bukanlah pengunungan terbesar
Ketinggian sebuah gunung mungkin mempunya definisi nyata, tetapi akan lebih tepat apabila diukur dari dasar ke titik puncak kulminasinya. Mount Everest merentang 8.850 meter di atas permukaan laut, tetapi itu dari titik awalnya sampai batasan umum dari Himalaya.  Gunung api Mauna Kea, Hawaii, 10.314 meter dari ujung ke ujung, meskipun hanya mencapai 4.205 meter di atas permukaan laut, tetapi merupakan gunung yang lebih besar dibanding Everest.

10. Tidak mudah untuk menghancurkan Bumi
Mungkin anda pernah mendengar mengenai berbagai jalan kehancuran Bumi, namun sesungguhnya tidaklah mudah untuk menghancurkan Bumi.
Kita ambil contoh tindakan penghancuran dengan menguapkan planet.  Gambaran penguapan seperti meniup Bumi dengan keras, tercerai-berai dan tidak bisa kembali walaupun ada gravitasi.  Berapa banyak energi yang dibutuhkan, seandainya hal itu dilakukan?
Misalkan kita ambil sebongkah batu.  Lemparkan ke atas dengan kuat ke angkasa agar terlepas dari Bumi.  Dan hal itu akan memakan banyak energi!  Sekarang lakukan terus, sekali lagi, terus berulang-ulang, sekitar 10^15 kali, hingga seluruh Bumi habis.  Dibutuhkan sangat banyak energi!  Tetapi ada untungnya, setiap batu yang kita lepaskan akan mengurangi sedikit gravitasi Bumi – karena massa Bumi akan mengecil sejumlah massa batu.  Ketika gravitasi berkurang, berarti akan lebih mudah lagi melemparkan batu berikutnya ke angkasa.
Perhitung matematika untuk mengkalkulasi berapa banyak energi yang diperlukan untuk melemparkan sebuah batu secara serempak, meliputi juga penurunan gravitasi Bumi.  Jika anda membuat beberapa asumsi dasar, diperlukan secara kasar energi 2 x 1.032 Joules, atau 200 juta trilyun trilyun Joules.  Cukup banyak.  Sebagai perbandingan, jumlah itu sama dengan jumlah total energi Matahari yang dipancarkan selama seminggu.  Hal ini juga sebanding dengan trilyunan kali energi perusak dari semua senjata nuklir yang ada di Bumi.
Jika anda ingin menguapkan Bumi dengan nuklir, dan meledakkan sejumlah semua nuklir yang ada di Bumi dalam setiap satu detik, berarti diperlukan 160.000 tahun untuk mengubah Bumi ke bentuk gas.  Dan hal itu jika anda hanya memperhitungkan faktor gravitasi saja!  Padahal ada energi ikatan kimia di bumi, yakni saling mengikat antar materinya, jadi akan diperlukan energi lain lagi.
Bahkan benturan-benturan besar tidak bisa menguapkan planet.  Sebuah obyek seukuran Mars menabrak Bumi lebih dari 45 milyar tahun yang lalu, dan sisa-sisanya kemudian tertolak dan membentuk bulan, tetapi Bumi tetap tidak menguap.  Bahkan memukulkan sebuah planet yang utuh ke dalam planet lainnya tidak akan menghancurkannya!  Tentu saja, hasil benturan berupa lelehan Bumi akan menuju ke inti, sehingga kerusakan tetap terjadi.  Tetapi Bumi masih tetap ada.
Seandainya pun matahari akan menjadi sebuah raksasa merah, namun tetap tidak akan bisa menelan Bumi, hanya akan membahayakan bagi manusia saja.  Tetapi penguapan total tidak akan terjadi.  Karena planet-planet cenderung bertahan, dan akan tetap menjadi tempat tinggal yang aman.