Cari Blog Ini

Sabtu, 09 Juli 2011

Benarkah Remaja Banyak Masalah?

?
SERINGKALI orangtua mengeluh mengenal kondisi anaknya yang berangkat umur remaja. Anak tak mau menurut dan lebih memilih bersama teman-temannya. Ditambah lagi banyak pemberitaan soal tawuran, seks bebas, narkoba, dan hal negatif lainnya di usia remaja.
Namun anggapan remaja banyak yang bermasalah, ditepis oleh dr Soedjatmiko SpA(K) MSi. Menurutnya, remaja yang bermasalah hanya sebagian kecil saja, paling-paling 5 persen. Namun itu bisa mempengaruhi remaja lainnya. Yang terpengaruh itu karena kurang komunikasi dengan orangtua. "Sebagian besar remaja itu tidak bermasalah. Sebagian remaja Justru berprestasi lebih," kata Soedjatmiko baru-baru Ini.
Dokter yang praktik di RSCM dan Klinik Tiara itu mengatakan, anggapan remaja itu bermasalah sebenarnya bermuara pada keinginan remaja yang tidak sesuai dengan keinginan orangtua, guru, teman, aturan-aturan, dan moral agama.
Ketikaada pertanyaan lagi, bagaimana agar remaja tidak bermasalah, Intinya keinginan remaja Itu harus disesuaikan dengan keinginan orangtua, guru, teman, dokter, aturan-aturan, dan moral agama. Caranya dengan membangun komunikasi, dialog, edukasi, dan advokasi.
"Komunikasi harus dilakukan sejak dari balita. Kekeliruan orangtua adalah komunikasi yang dijalin dengan anaknya itu tidak dimulai sejak dini. Ketika remaja komunikasi yang dilakukan lebih pada otoriter bukan mendengarkan. Banyak larangan tidak akan efektif." kata Soedjatmiko.
Lalu apa sih keinginan remaja? Menurut Soedjatmiko, remaja Ingin dibilang hebat, keren, dan pengaruh kelompok sehingga ketika remaja mulai merubah penampilannya. Seperti gaya rambut, membuat tato, memakai make up, memakai kalung dan anting, hingga ngegank. Di sinilah orangtua banyak mengeluh.
Selain itu, remaja Juga ingin keren di sekolah. Biasanya hal. Ini lebih berorientasi positif. Seperti jago di pelajaran bahasa Inggris, matematika, basket, dan fotografi. Selain itu Ingin punya pacar yang cakep dan keren.
"Pada saat itu, terjadi perbedaan kriteria. Orangtua menganggap rambut anaknya keren Jika dipotong pendek, dan rapi. Sementara anaknya punya gaya yang berbeda yang masuk dalam kriteria keren. Ketika orangtua memaksa tanpa ada dialog, tetapi otoriter. Si anak disebut pembangkang. Padahal yang dibutuhkan adalah komunikasi dua arah." kata Soedjatmiko. (Hs)
Entitas terkaitBiasanya | Caranya | Ditambah | Dokter | Intinya | Justru | Kekeliruan | Ketikaada | Komunikasi | Orangtua | Padahal | RSCM | Sebagian | SERINGKALI | Si | Soedjatmiko | Klinik Tiara | Benarkah Remaja Banyak |
Ringkasan Artikel Ini
Dokter yang praktik di RSCM dan Klinik Tiara itu mengatakan, anggapan remaja itu bermasalah sebenarnya bermuara pada keinginan remaja yang tidak sesuai dengan keinginan orangtua, guru, teman, aturan-aturan, dan moral agama. Ketikaada pertanyaan lagi, bagaimana agar remaja tidak bermasalah, Intinya keinginan remaja Itu harus disesuaikan dengan keinginan orangtua, guru, teman, dokter, aturan-aturan, dan moral agama. Menurut Soedjatmiko, remaja Ingin dibilang hebat, keren, dan pengaruh kelompok sehingga ketika remaja mulai merubah penampilannya.

Jumlah kata di Artikel : 336
Jumlah kata di Summary : 73
Ratio : 0,217

Tidak ada komentar:

Posting Komentar